Donatisme

Santo Agustinus berdebat dengan para Donatis

Donatisme adalah aliran yang muncul dari perpecahan gereja di Afrika Utara, menjadi suatu gerakan yang dipimpin oleh Donatus, Uskup Casae Nigrae, Di Selatan Numibia pada abad ke-4 M.[1] Donatus menolah keabsahan penahbisan Uskup Saesillianus untuk menjadi Uskup Kartago pada tahun 311, karena salah seorang Uskup penahbisnya, yaitu Felix, Uskup Atunga, pernah murtad dalam penghambatan Diokletianus dengan menyerahkan Alkitabnya.[1] Uskup-uskup Numibia mendukung Donatus dan mereka menahbisakan Mayorinus sebagai Uskup Kartago.[1] Setelah Donatus meninggal, pimpinan gereja ini dipegang oleh Mayorinus.[1]

Donatisme mengajarkan bahwa gereja terdiri dari orang-orang suci.[1] Setiap Sakramen adalah syah apabila dilaksanakan oleh orang yang tidak pernah murtad dalam penghambatan.[1] Orang-orang berdosa bukan hanya orang yang pernah murtad, tetapi juga orang yang bergaul dengan orang yang murtad itu.[1]

Kaum donatis sendiri penah berdebat dengan Santo Agustinus yang menolak skisma atau perpecahan gereja.[1] Bagi Agustinus, syah dan tidaknya sebuah penahbisan bukan tergantung pada kesucian menahbisannya, tetapi tergantung pada Tuhan Allah sendiri.[1] Serangan Agustinus ini terkait teologi dalam ajaran gereja.[2] Agustinus mengecam skisma sebagai dosa. Gereja seharusnya bersifat 'katolik' (mendunia), bukan hanya terkungkung di Afrika seperti "katak yang menguak di rawa-rawa" dan mengklaim bahwa hanya merekalah orang Kristen.[2] Donatisme sendiri akhirnya dikalahkan dengan bantuan kekuasaan negara. Akhirnya pada Abad ke-7, aliran ini tidak ada lagi.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j (Indonesia)F.D Wellem., Kamus Sejarah Gereja., Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006
  2. ^ a b (Indonesia) Tony Lane., Runtut Pijar, Jakarta: BPK Gunung Mulia,2007