Ga gora

Ga gora
Aksara Bali
Huruf LatinGa
IASTGha
Fonem[ɡ], [ɡʰ]
UnicodeU+1B16 , U+
Warga aksarakanthya
Gantungan

Ga gora adalah variasi dari aksara Ga dalam aksara Bali, yang melambangkan bunyi /g/ yang disusul oleh bunyi /h/ di belakangnya.[1] Jika dialihaksarakan menjadi huruf Latin, maka aksara ini ditulis "Gha". Namun karena bunyi konsonan aspirasi tidak terdapat dalam bahasa Bali, huruf ini dapat dialihaksarakan sebagai "Ga". Penggunaan huruf ini terbatas pada kata serapan saja.

Bentuk

Bentuk Ga gora yang bertahan hingga sekarang, merupakan warisan dari aksara Gha dari India. Dalam aksara Jawa, ditemukan aksara Gha yang mirip dengan Ga gora, dan disebut Ga murda.

Aksara Brahmi Aksara Grantha Aksara Pallawa Aksara Jawa Aksara Bali

Fonem

Suara /gʰə/ yang dilambangkan oleh Ga gora bunyinya seperti bunyi /g/ yang disusul oleh /h/.[2] Fonem ini terdapat dalam bahasa Sanskerta dan Hindi, tetapi tidak terdapat dalam bahasa Bali. Meskipun demikian, aksara Bali memiliki Ga gora, lambang untuk fonem /gʰ/, yang diwariskan dari aksara Kawi Kuno, dan aksara Kawi Kuno mendapatkannya dari aksara Pallawa. Dari segi bahasa tulisan, jumlah aksara masih dipertahankan, tetapi dari segi bahasa lisan, pengucapannya tidak diperhatikan karena fonem tersebut tidak terdapat dalam bahasa yang bersangkutan, dalam kasus ini adalah bahasa Bali. Maka dari itu, Ga gora diucapkan /gə/ (seperti /g/ dalam kata "gajah"), tidak /gʰə/.

Penggunaan

Penggunaan aksara Ga gora sama dengan penggunaan aksara Gha (Dewanagari: घ) dalam abjad bahasa Sanskerta. Dalam lingkungan masyarakat Bali, jarang didapati adanya suara /g/ yang disusul oleh bunyi /h/ saat mereka bercakap-cakap. Maka dari itu, aksara Ga gora dipakai saat menulis bahasa non-Bali (misalnya bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno) yang masih mengandung bunyi /gʰ/, atau menulis kata serapan (misalnya dari bahasa Sanskerta atau Jawa Kuno).

Ga gora dipakai saat mengalihaksarakan aksara selain Bali (misalnya aksara Dewanagari atau Latin) ke dalam aksara Bali, khusus untuk bunyi /gʰ/. Maksudnya, apabila saat mengalihaksarakan atau menulis aksara non-Bali tersebut mereka menemukan aksara yang melambangkan bunyi /gʰ/, maka pada saat itulah mereka menggunakan Ga gora.

Catatan kaki

  1. ^ Surada, hal. 9.
  2. ^ Surada, hal. 6, 9.

Lihat pula

  • Ga

Referensi

  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
  • Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.
  • Simpen, I Wayan. Pasang Aksara Bali. Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.
  • l
  • b
  • s
Aksara suara
(Vokal)Warga Kanthya
(Konsonan
langit-langit belakang)
Ka
Ka
Kha
Ka mahaprana
Ga
Ga
Gha
Ga gora
Nga
Nga
Ha
Ha
 
Warga Talawya
(Konsonan langit-langit)
Ca
Ca
Cha
Ca laca
Ja
Ja
Jha
Ja jera
Nya
Nya
Sha
Sa saga
 
Warga Murdhanya
(Konsonan tarik-belakang)Warga Dantya
(Konsonan gigi)
Ta
Ta
Tha
Ta tawa
Da
Da
Dha
Da madu
Na
Na
Sa
Sa danti
 
Warga Osthya
(Konsonan bibir)
Pa
Pa
Pha
Pa kapal
Ba
Ba
Bha
Ba kembang
Ma
Ma
 
Aksara ardhasuara
(Semivokal)
Ya
Ya
Ra
Ra
La
La
Wa
Wa
 
Pangangge (tanda diakritik)
Pangangge suara
(tanda vokalisasi)
a
Pepet
a
Tedung
i
Ulu
ī
Ulu sari
ṛ
Guwung macelek
u
Suku
ū
Suku ilut
e
Taling
ai
Taling detya
Pangangge tengenan
h
Bisah
r
Surang
ng
Cecek
-
Adeg-adeg
 
Pangangge aksara
(tanda semivokalisasi)
y
Nania
w
Suku kembung
r
Guwung
 
Ceciren ring babawosan (tanda baca)
 
,
Carik
.
Carik kalih
.
Pasalinan
:
Pamungkah
"
Idem
‘
Panten
“
Pamada